Santara

Apakah Tuhan Pernah Tertawa?

apakah tuhan pernah tertawa
Apakah Tuhan Pernah Tertawa

Apakah Tuhan Pernah Tertawa? Dari segala hal yang bisa dilakukan Tuhan, tentu tertawa adalah salah satunya. Kita percaya bahwa Dia maha kuasa. Kuasa dalam melakukan segala sesuatu. Termasuk tertawa. Tapi, apakah Ia sendiri pernah menyatakan hal ini dalam wahyuNya?

Bisakah kita menemukan kata Tuhan yang kemudian diikuti kata verbal ‘tertawa’ dalam kitab-kitab suci?. Atau mungkin pernyataan pribadi semacam….’dan Aku pun tertawa…’ dengan ‘A’ besar baik dalam al-quran, Injil, atau Taurat? Atau dengan ‘D’ besar seperti…”dan Dia pun tertawa…”

Mungkin kalian yang membaca tulisan ini sudah lebih dulu tertawa dengan pertanyaan konyolku. Atau mungkin ada juga yang risih dan menganggap pertanyaanku kurang ajar. Well that’s fine. Aku sendiri bukan orang yang ahli dalam hal agama. Aku mungkin bisa ngaji, tapi masih level elementary gitulah… dan dengan pengetahuan yg minim ini setahuku, tidak ada pernyataan yang mengatakan bahwa Tuhan (Allah) tertawa dalam al-Qur’an

Kalau seandainya ada, pertanyaan berikutnya, kenapa tawa Tuhan ini tidak pernah dibahas? Dibahas dalam kajian agama, dalam pengajian, halaqah, pelajaran PAI. Why not? Bukankah segala hal mengenai Allah sangat penting untuk dibahas. Bukankah untuk mendekatkan diri kepadanya kita pun harus mengenalnya, tidak terkecuali tawanya?

Jauh lebih gampang membayangkan iblis, atau setan untuk tertawa. Mungkin karena dibantu oleh ilustrasi-ilustrasi tentang Iblis melalui gambar atau film. Mereka biasanya menggambarkan para mahluk jahat ini menyeriangai, tertawa licik, dengan rahang yang mencuat dari mulutnya. Mereka terkadang digambarkan tertawa puas sambil menggenggam tubuh-tubuh manusia yang berlumuran darah

Namun tawa, kan, tidak selamanya jahat dan berlumuran darah. Aku setuju menertawakan orang lain termasuk jahat. Namun kita pun mengenal tawa yang menyehatkan dan tidak melukai siapapun. Terkadang kita mendapati diri kita menertawakan diri sendiri. Menertawakan kekonyolan yang telah kita lakukan

Ada kalanya kita tertawa bertahun-tahun setelah melakukan perbuatan bodoh tersebut. Bertahun-tahun setelah pengetahuan dan kebijakan kita mencapai level tertentu. Tawa yang lahir dari kesadaran atas keterbatasan kita sebagai manusia
Yah, sebenarnya, kemanusiaan kita-lah yang lucu. Keterbatasan kitalah yang mengundang tawa. Menertawakan kebodohan seseorang jauh lebih mudah daripada kepintaran seseorang. (hei, orang bodoh biasanya menjadi bahan tertawaan)

Bukankah dengan begitu, Tuhan hampir pasti tertawa sepanjang waktu? Menertawakan impian kita akan perdamaian, namun terus menerus berperang atas nama Tuhan, misalnya. Menertawakan kita yang mencoba membela-Nya dari musuh-musuh-Nya.

Sementara musuh-musuhnya adalah ciptaan-Nya sendiri, dan yang lebih lucu lagi apakah yang Maha Kuasa perlu dibela? Menertawakan kita yang memperebutkan Tuhan, memangnya Dia jajan? Menertawakan kita yang merusak bumi, satu-satunya tempat tinggal yang kita miliki. Menertawakan kita saat kita menertawakan orang lain, sementara kita belum tentu lebih baik dari orang-orang yang kita tertawakan

Ada banyak hal yang bisa ditertawakan oleh Tuhan. Aku, mungkin juga bahan tertawaannya. Kalian, mungkin juga bahan tertawaan favoritnya. Hanya saja sekali lagi karena pengetahuanku yang minim aku tidak pernah mendengar teks, hadis, atau apapun yang menyatakan tawa Tuhan

Aku tidak tahu kenapa Ia tidak menyatakan tawaNya sebagaimana Ia menyatakan belas kasihNya atau sebagaimana Ia menyatakan kemurkaanNya. Sebagaimana Ia menyatakan KemahakuasaanNya untuk menolong hamba-Nya, serta KemahakuasaanNya menjadikan kita tungku abadi dalam nerakaNya. Apakah karena tawa tidak begitu penting?

Kita bisa dengan mudah membayangkan Tuhan tersenyum ataupun murka…. Tapi tertawa? Hmmm.. Entah apakah hanya aku saja, namun dalam benakku Tuhan begitu agung, tidak terjangkau, dan sangat serius…. Atau mungkin kitalah yang salah memahami Tuhan. Dia pernah menyatakan bahwa hidup ini hanyalah permainan… dan bukankah dalam permainan selalu ada tawa?

Post a Comment for "Apakah Tuhan Pernah Tertawa?"